MENGUJI KEORISINAL ALKITAB
PENGANTAR
Alkitab
adalah firman Allah yang Mahabenar. Oleh sebab itu Alkitab harus benar dalam
setiap statement maupun pencatatannya. Jikalau ada kesalahan sekecil
apapun dalam pencatatan Alkitab ataupun pertentangan-pertentangan antara bagian
satu dengan yang lain, maka pemberi Alkitab bukanlah Allah yang Mahabenar. Namun
sayang sekali kita tidak memiliki teks Alkitab yang asli (authographa)
yang ditulis langsung oleh penulis kitab. Kita hanya memiliki salinan-salinannya.
Dan yang menjadi persoalan adalah, dari sekitar 5,000 lebih salinan atau yang
biasanya disebut Manuscripts (MSS) tidak memiliki kesamaan yang
mutlak dalam penyalinan catatan detail-detailnya. Oleh karena itu, untuk
mengedit MSS tersebut dan menjadi sebuah kitab para pengedit harus
sungguh-sungguh dipimpin oleh Tuhan, supaya hasilnya adalah firman Allah yang
terpelihara otoritasnya.
Di antara
para pengedit Alkitab, ada dua kelom-pok editor yang terkenal, yang mana hasil
editanya banyak dipakai oleh orang Kristen di seluruh dunia saat ini. Mereka
adalah Westcott-Hort dan Desiderius Erasmus. Westcott-Hort dan pengikutnya
menghasilakan Alkitab P.B. yang disebut “Critical Text”, sedangkan
Desiderius Erasmus dan pengikutnya menghasilkan kitab P.B. yang disebut “Textus
Receptum”.
Dari dua teks
yang dihasilkan di atas ternyata memiliki perbedaan-perbedaan yang menyolok.
Yang mana Critical Text banyak melakukan peng-hapusan kata, perubahan
arti kata-kata tertentu, ayat-ayat tertentu, maupun bagian-bagian tertentu dalam
Alkitab. Critical Text menyerang
dokrin Evangelikal/ Injili[i]
dan Textus Receptus justru sebaliknya mempertahankannya dengan gigih. Critical
Text diedit dan digunakan oleh orang-orang liberal, sedangkan Textus
Receptus diedit dan digunakan oleh orang-orang Injili atau konservatif.
Bertolak dari sinilah saya ingin membandingkan kedua teks tersebut dengan penyelidikan-penyelidikan yang cermat dan hati-hati untuk mendapat jawaban, “Yang manakah teks yang dipelihara Tuhan?” Jika ada dua teks yang berbeda dan saling bertentangan tentulah yang dipelihara Tuhan bukan kedua-duanya, tetapi pasti salah satu dipelihara sedangkan yang lain tidak. Dan tentulah teks yang menyerang berita Alkitab bukanlah teks yang dipelihara oleh Allah yang Mahabenar, tetapi sebaliknya teks yang mempertahankan kemurnian pengajaran Alkitab adalah teks yang dipelihara Allah. Tuhan Yesus berjanji, “Karena Aku berkata kepadamu, sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.”
Otoritas Alkitab ditegaskan oleh doktrin inspirasi Alkitab. Alkitab adalah nafas Allah (2 Tim. 3:16). Kata inspirasi berasal dari kata Yunani “theospneutos” ini adalah “Godspiration” dan bukan “manspiration”. Allah memakai para penulis Alkitab untuk menuliskan firmanNya yang tanpa salah (2 Pet. 1:21). Ada beberapa teori tentang dok-trin inspirasi dalam dunia teologi. Namun saya akan memberikan tiga teori utama di sini;
Teori ini mengatakan bahwa Alkitab adalah karya literatur yang tidak ada bedanya dengan karya-karya “Shakespeare”.[ii] Karena Alkitab hanya merupakan karya sastra manusia belaka, maka Alkitab harus dipelajari dengan menggunakan metode, analisis dan interpretasi humanistik. John D. Crossan berkata bahwa “Alkitab merupakan campuran mitos, propaganda, dan norma-norma sosial.”[iii]
Teori ini mengatakan bahwa tidak seluruh Alki-tab diinspirasikan oleh Allah. Hanya bagian-bagian yang mengajarkan tentang iman dan keselamatan saja yang diinspirasikan. Oleh sebab itu ketika berbicara tentang sains, sejarah dan geografi Alkitab bisa salah. Dalam pengertian demikian dapat dika-takan bahwa Alkitab berisi firman Allah, artinya di dalam Alkitab ada yang firman Allah dan ada yang bukan firman Allah, dan merupakan perkataan manusia bahkan mitos atau dongeng.
Teori ini mengajarkan bahwa
Alkitab (66 Kitab) diinspirasikan Allah secara mutlak, dan hasilnya seluruh
Alkitab adalah firman Allah yang tidak ada salah atau absolute inerrancy and
infallibility.
Berbicara tentang inspirasi Alkitab, hanya teks asli ‘autographa’ atau hasil tulisan langsung penulis Alkitab yang diinspirasikan. Salinan Alkitab dan terjemahan Alkitab tidak diinspirasikan.
KEOTENTIKAN
DAN PROSES TRANSMISI ALKITAB
Dr. Charles Ryrie mengatakan bahwa saat ini ada lebih dari 5000 manuskrip atau salinan Alkitab Perjanjian Baru yang ada tersimpan, yang mana semuanya merupakan tulisan-tulisan kuno.[iv] Dan dalam bagian ini saya ingin memberikan informasi tentang bagaimana proses transmisi atau penyalinan Alkitab ini.
Kitab Perjanjian Lama ditulis dalam kurun wak-tu 1500 tahun. Dan kitab ini telah dipergunakan oleh umat Allah di sepanjang masa. Seperti halnya Perjanjian Baru, Perjanjian Lama juga mengalami penyalinan dan penerjemahan ke dalam berbagai bahasa untuk dapat diteruskan dari generasi ke generasi. Dr. D.A. Waite, President of Bible For Tiday, USA dalam bukunya Defending the King James Bible, menjelaskan proses penyalinan Perjanjian Lama sebagai berikut;[v]
a. Perkamen yang bersih dipersiapkan ha-nya dari kulit binatang yang benar-benar bersih.
b. Setiap kolum berisi 48 – 60 baris. Garis-garis dibuat sebelum penyalinan dilaku-kan
c. Tinta yang digunakan selalu berwarna hitam, dan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan
d. Para penyalin tidak diijinkan menyalin berdasarkan ingatan. Ia harus memiliki naskah yang otentik yang akan disalinnya. Sebelum menulis ia harus membaca dan mengucapkan setiap kata. Ini untuk menghindari pengulangan atau pengha-pusan kata pada waktu penyalinan.
e. Setiap kali ia menuliskan nama Allah (mis. Elohim), ia harus terlebih dahulu mencuci penanya. Tetapi sebelum me-nulis nama “YEHOVA” (bahasa Indone-sia TUHAN), ia harus memandikan seluruh tubuhnya. Ini menunjukkan beta-pa mereka sangat menghormati Firman Allah.
f. Hasil salinan akan diperiksa lagi setelah 30 hari penyalinan selesai. Jika ada satu kesalahan pada satu halaman, maka halaman itu harus dihancurkan, dan jika ada tiga kesalahan di beberapa halaman, maka seluruh salinan harus dihancurkan.
Fakta di atas menunjukkan betapa hati-hatinya penyalinan Alkitab Perjanjian Lama, sehingga otori-tas dan keotentikannya dapat dijamin.
Periode transmisi Perjanjian Baru memakan waktu 1400 tahun. Ini dimulai dari pengumpulan (abad ke-1) sampai ditemukannya mesin cetak (abad ke-15). Sejarah penyalinan Perjanjian Baru dibagi ke dalam tiga periode, yaitu: (1) periode papyrus (abad ke-1 sampai abad ke-4), (2) periode uncial (abad ke-4 sampai ke-9), dan (3) periode minuscule (abad ke-9 sampai ke 15).
Disebut periode papyrus karena salinan-salinan kitab ditulis pada lembar-lembar papyrus. Ada 88 salinan dalam papyrus yang saat ini kita miliki.[vi]
Adapun papyrus-papyrus yang dianggap penting di antaranya ialah;
a) P45, berisi empat Injil dan Kisah Para Rasul, tertanggal dari permulaan abad III
b) P46, berisi Surat-surat Paulus (kecuali surat-surat Pastoral) dan Ibrani, tertanggal dari permulaan abad ketiga yang pada tahun 1930 diedit oleh F.G. Kenyon.
c) P47, berisi kitab Wahyu 9:10-17:2, tetanggal dari abad III
a) P66, berisi sebagian besar dari Injil Yohanes yang tertanggal pada pertengahan abad II.
b) P72, berisi Surat Yudas dan dua Surat Petrus dan sejumlah tulisan lain, tertanggal dari abad III.
c) P73, fragmen dari Injil Matius dalam ukuran kecil.
d) P74, berisi Kitab Kisah Para Rasul dan Surat-surat Umum dalam bentuk fragmen, yang ditulis pada abad ke-tujuh.
e) P75, berisi Injil Lukas dan Yohanes, yang tertanggal pada akhir abad II.
Disebut periode uncial atau majuscula kare-na pada periode ini penyalinan Alkitab ditulis pada perkamen (terbuat dari kulit binatang) dan ditulis dengan huruf kapital semua. Ada 267 uncial Per-janjian Baru yang telah ditemukan yang tertanggal dari abad IV sampai abad X.[vii]
Adapun naskah uncial yang sangat penting dari 267 naskah tersebut diantaranya ialah;
Minuscule adalah manuscript Yunani yang ditulis dengan tulisan tangan atau cursive, maka naskah ini juga disebut cursive menuscript. Ada 2.764 minus-cula yang terpelihara sampai saat ini.[viii]
Sejak manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan mungkin saja waktu menyalinnya ada kesalahan yang ia buat. Kesalahan tersebut bisa terdiri dari dua kemungkinan: (1) Kesalahan yang disengaja, yaitu ketika bidat-bidat Kristen yang muncul di abad permulaan menyalin Alkitab mereka mengadakan penghapusan dan pengubahan kata-kata yang bertentangan dengan doktrin mereka. (2) Kesalahan yang tidak disengaja, yaitu kesalahan yang disebabkan oleh:
Jika Proses Penyalinan Bisa Terjadi Kesalah Bagaimana Mungkin Alkitab Masih Berotoritas?
Di atas saya sebutkan mungkin saja terjadi kesalahan dalam penyalinan, yaitu kesalahan yang disengaja dan tidak disengaja. Sangatlah tidak bijaksana jika demikian kita langsung mengatakan bahwa Alkitab tidak berotoritas lagi karena kemungkinan kesalahan. Kita harus ingat kita memiliki 5000 lebih salinan yang tersimpan saat ini dan ahli-ahli studi tekstual telah berusaha untuk menyaring salinan-salinan tersebut sampai menemukan salinan yang tidak mengandung kesalahan. Para teolog Injili Konservatif mengakui bahwa salinan yang kemudian menjadi Alkitab lengkap Perjanjian Baru bahasa Yunani yang diterbitkan oleh Trinitarian Bible Society sebagai teks yang superior. Bukankah Tuhan berfirman, “Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” (Matius 5:18).
Ada banyak pengakuan iman yang dibuat di
sepanjang sejarah kekristenan. Namun tidak banyak yang di dalamnya menjadikan
poin bahwa Allah memelihara firman-Nya, Alkitab, sebagai salah satu dari
pengakuan iman. Pada masa kini sangat sedikit sekolah teologi maupun gereja yang
menekankan pemeliharaan Alkitab oleh Allah dalam pengakuan iman mereka.
Sedangkan pengakuan-pengakuan iman yang pernah dibuat dalam sepanjang sejarah
yang menekankan pemeliharaan Alkitab beberapa diantaranya ialah; 1). The
London Baptist Confes-sion pada tahun 1677, 1689; 2). Philadelphia
Baptist Confession kira-kira pada tahun 1743; 3). Presbyterian
Westminster Confession of Faith pada tahun 1646; dan 4). Savoy Confession
pada tahun 1652
Mahabenar adalah salah satu sifat kekal Allah. Kamahabenaran Allah menimbulkan
konsekuensi bahwa Dia akan selalu konsisten dengan perkataan dalam firmanNya,
Alkitab. Ada banyak ayat dalam Alkitab yang menunjukkan janji Allah untuk tetap
memelihara firmanNya. Namun apakah Allah tetap memelihara firmanNya sampai hari
ini? Jikalau Allah setia pada janjiNya, maka jawabannya, “iya”, tetapi jika
Allah tidak memelihara firmanNya sampai hari ini berarti Allah tidak setia akan
janjiNya, dan dengan demikian Mahabenar bukanlah atribut/ sifat kekal Allah. Dan
saya percaya bahwa Allah yang Mahabenar akan setia pada janjiNya untuk
memelihara bukan hanya sampai hari ini saja, tetapi untuk selama-lamanya. Karena
sifat kemahabenaran Allah adalah kekal.
Dr. D.A.
Waite percaya bahwa Allah akan memelihara firmanNya berdasarkan dua alasan; (1)
Alasan pertama mengapa ia percaya pemeliharaan Alkitab, karena Allah telah
berulangkali mengulangi janjiNya baik dalam P.L. maupun P.B., bahwa Ia akan
memelihara firmanNya, seperti yang Ia berikan dalam bahasa Ibrani dan Yunani.
(2) Alasan kedua, ia percaya pemeliharaan Alkitab karena Allah telah selalu
memelihara janjiNya di masa lampau, dan kita percaya bahwa Ia akan tetap
memelihara pada saat ini dan yang akan datang.[ix]
“Janji
TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan
dalam dapur peleburan di tanah. Engkau TUHAN, yang akan menepatinya, Enkau akan
menjaga Kami senantiasa terhadap angkatan ini.” (Mazmur 12:7-8)
Kata-kata bercetak tebal dalam Alkitab terje-mahan Indonesia ini tidak tepat, karena dalam AV/ King James Version dan Mosoretic Text berbunyi “Thou shalt preserve them from this generation forever” (Engkau akan menjaganya (firman) dari generasi ini sampai selama-lamanya). Jadi kata “them” dalam KJV itu berhubungan dengan ayat 7, yaitu firman Allah (dalam Alkitab bahasa Indonesia janji Allah). Di sini Allah berjanji akan memelihara firmanNya dari generasi ini (ketika mazmur ini ditulis) sampai selama-lamanya, kekal. Itu adalah suatu waktu yang lama bukan? Allah dapat melaku-kan ini dan telah melakukanya. Ia telah memelihara firmanNya dengan sangat sempurna. Bacalah juga ayat-ayat berikut ini: Mazmur 78:1-8; Mazmur 105:8; Mazmur 119:89: Mazmur 119:111; Mazmur 119:152; Mazmur 119:160; Amsal 22:20-21; Peng-khotbah 3:14; Matius 4:4; Matius 5:17-18; Matius 24:35; Yohanes 10:35; I Petrus 1:23-25.
Apakah
Allah akan memelihara janjiNya? Tentu. Karena Dia adalah Allah yang setia, Allah
yang konsisten dengan setiap firman yang keluar dari mulutNya (2 Tim. 3:16),
karena Ia adalah Allah yang Mahabenar, yang memberi konsekuensi firmanNya adalah
firman kebenaran (Yoh. 17:17) dan yang akan terpelihara untuk selama-lamanya.
“Engkau
yang tetap berpegang pada janji-Mu terhadap hamba-Mu Daud, ayahku,dan yang telah
menggenapi dengan tangan-Mu apa yang Kau firmankan dengan mulut-Mu, seperti yang
terjadi pada hari ini.” (1 Pet. 8:24)
Inilah perkataan Raja Salomo ketika ia
akan membangun Bait Suci. Salomo menyadari dan telah membuktikan akan kesetiaan
Allah dalam memelihara janjiNya. Salomo tahu bahwa Allah pernah berjanji kepada
Daud untuk membangun Bait Suci, dan Salomo melihat dengan mata kepala sendiri
bahwa dengan tanganNya sendiri Allah menggenapi firmanNya. Allah setia untuk
memelihara janjiNya. Oleh sebab itu penulis percaya Allah setia memelihara
janjinya untuk memelihara firmanNya, Alkitab.
“Tetapi terhadap janji Allah
ia tidak bimbang karena ketidakpercayan, malah diperkuat dalam imannya dan ia
memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa Allah bekuasa untuk
melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”
(Roma 4:20-21)
Paulus
menjelaskan bagaimana Abraham mengimani janji Allah. Iman Abraham membawanya
untuk memegang janji Allah dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk
melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Anda memiliki iman? Jikalau anda
memiliki iman, maka anda akan percaya bahwa Allah akan memelihara janjiNya untuk
memelihara Alkitab. Namun jika anda ber-kata, “Aku memiliki iman,” namun
anda meragukan janji firmanNya, anda membohongi diri sendiri, dan sebenarnya
anda tidak memiliki iman.
“Dan berdasarkan pengharapan hidup yang kekal yang sebelum permulaan
zaman sudah dijanjikan Allah yang tidak berdusta”
(Titus 1:2)
Ini adalah janji
pemeliharaan Allah, Pribadi yang tidak akan berdusta, Pribadi yang memang tidak
dapat berdusta, dan Pribadi yang akan senantiasa memelihara janjiNya.
“Marilah kita teguh
berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikanya,
setia.” (Ibrani 10:23)
Tetaplah kita
teguh berpegang pada pengharapan kita, karena kita tahu bahwa Allah adalah setia.
Ia akan memelihara janji-janjiNya, firmanNya untuk kita selama-lamanya.
Dari credo-credo yang ada dalam sepanjang sejarah kekristenan, poin pemeliharaan Allah terhadap Alkitab ditekankan, walaupun belakangan poin itu jarang ada di antara statement-statement pengakuan iman gereja, sebab kekristenan semakin menuju kehancuran. Pengaruh liberalisme telah membuat kekristenan untuk meragukan akan firman Allah yang berotoritas, yaitu Alkitab.
Namun demikian telah kita lihat betapa banyak janji-janji Allah dalam Alkitab. Bahwa ia akan memelihara janjiNya, sehingga “satu iota atau satu titikpun” dari firmanNya tidak akan ditiadakan. Iman akan membawa kita kepada keyakinan akan penggenapan janji Allah untuk memelihara otoritas firmanNya. Banyak sudah umat Tuhan yang menyaksikan bahwa Allah benar-benar memelihara janjiNya dan menggenapkan janji yang difirman-kanNya itu. Oleh sebab itu kita harus percaya bahwa Allah akan memelihara janjiNya, yaitu firmanNya, Alkitab. Sebab Dia adalah Allah yang setia, Allah yang konsisten dan Allah yang Mahabenar.
Dari 5000
lebih manuskrip bahasa Yunani dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Byzantine
type/ Majority Text dan Alexandrian type/ Minority Text. Dari Byzantine
type/ Majority Text dieditlah Kitab Perjanjian Baru Bahasa Yunani tahun 1516
oleh Desiderius Erasmus yang disebut Textus Receptus. Alexandrian
type/ Minority Text diedit menjadi Alkitab Bahasa Yunani tandingan yang
mulai diterbitkan pada tahun 1881, yang disebut Critical Text yaitu
UBSGNT (United Bible Societies’ Greek New Testament) dan NANTG (Nestle Alanda
Greek New Testament) yang banyak digunakan di kalangan gereja dan seminari
liberal.
Para teolog, gereja dan seminari Injili Konservatif dan Fundamentisme mengakui bahwa Byzantine type/ Majority Text adalah teks yang terbukti keterandalan atau superioritasnya. Mengapa mereka begitu kokoh mempertahankan iman mereka bahwa Byzantine type/ Majority Text yang kemu-dian diedit menjadi Textus Receptus, teks Alkitab Bahasa Yunani yang masih dipakai sampai hari ini adalah teks atau firman Allah yang dipelihara oleh Tuhan? Ada dua alasan penting untuk menjawab pertanyaan ini; 1). Karena Textus Receptus telah diterima oleh gereja sebagai teks traditional. Teks tersebut diturunkan dari tangan-tangan orang yang sungguh mengenal dan tahu tentang apa yang mereka bicarakan; 2). Textus Receptus telah terbukti kebenarannya. Ada banyak bukti yang membuktikan bahwa teks ini berotoritas. Kurang lebih ada tiga puluh tujuh bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Textus Receptus dipakai oleh gereja Kristen, bermacam-macam denominasi, organisasi maupun dokumen-dokumen yang ada. Semuanya menerima bahwa Textus Receptus adalah teks Yunani yang terpelihara oleh janji ilahi dan setiap terjemahan seharusnya didasarkan pada Textus Receptus.
Dr. D.A.
Waite menunjukkan dalam “Defending the King James Bible” bahwa ada 37
bukti historis yang mendukung TR sebagai teks Alkitab bahasa asli P.B. yang
berotoritas yaitu;[x]
a.
Bukti-bukti historis untuk Received Text (TR) pada masa Rasuli
(33-100 A.D.).
1.
Semua gereja Rasuli menggunakan Received Text.
2.
Gereja-gereja di Palestina menggunakan Received Text.
3. Gereja Syaria di Antiokhia menggunakan Received Text.
b.
Bukti-bukti histori untuk Received Text pada
masa periode gereja mula-mula (100-312 A.D.).
DR.
Scrivener dan Dean Burgon setuju bahwa 100 tahun pertama setelah Perjanjian Baru
ditulis, Received Text sudah digunakan gereja mula-mula. Codex B (Vaticanus)
dan Aleph (Sinaiticus) dan
empat puluh tiga manuscript lain yang dijadikan dasar teks Westcott dan
Hort adalah hasil dari pemalsuan firman Allah. Beberapa bidat yang beropersi di
abad-abad ini adalah Marcion (160 A.D.), Valentinus (+160 A.D.)
Cyrinthian (50-100 A.D.); Sebellius (260 A.D.) dan lain-lain.
4.
The Peshitta Syriac
Version (150 A.D,) didasarkan
pada Received Text.
5.
Papyrus # 75
menggunakan Received Text.
6.
The Italic Church di
Italia Utara (157 A.D.) menggunakan Received Text.
7.
The Gallic Church of
Southern France (177 A.D.)
menggunakan Received text.
8.
The Celtic Church di
Great Britain menggunakan Received Text.
Mengapa
gereja-gereja di Italia, Prancis, Inggris mendasarkan Alkitabnya pada Textus
Receptus? Karena Textus Receptus adalah firman Allah yang benar, dan
mereka tahu itu. Mereka hidup sejak tahun 150 A.D. dan Alkitab lengkap pada
tahun 90-100 A.D. Mereka memiliki kebenaran yang orisinil di tangan mereka dan
mereka percaya bahwa Received Text adalah firman Allah yang dipelihara
oleh Allah dan Yesus Kristus yang memelihara segala sesuatu. Gereja-gereja di
atas menggunakan Received Text dan bukan yang lain. Namun pada masa itu
juga banyak bidat-bidat yang mencoba untuk mengubah firman Allah dengan
menghilangkan semua bagian-bagian yang bertentangan dengan ajaran bidat mereka.
9.
Church of Scotland
& Ireland menggunakan Received
Text.
10.
The Pre-Waldensian
Churches menggunakan Received
Text.
11.
The Waldensian (120
A.D. dst.) Menggunakan Received Text.
c.
Bukti-bukti historis untuk Received Text pada periode Byzantine (312-1453
A.D.)
12.
The Gothic Version pada
abad ke-4 menggunakan Received Text.
13.
Codex W of Matthew
pada abad ke-4 atau 5 menggunakan Received Text.
14.
Codex A pada Injil-injil (abad ke-5) menggunakan Received Text.
15.
The Vast Majority of
Extant New Testament Manuscript semua mengguna-kan Received Text, yaitu 99%, atau kira-kira 5.210
dari 5.255 MSS.
16.
Gereja Orthodoks Yunani menggunakan Received Text.
Dr.
Waite tidak setuju dengan banyak doktrin dan praktek gereja Orthodoks Yunani ini,
tetapi gereja ini telah lebih dari 1000 tahun menggunakan Received Text.
Mengapa? Kare-na mereka sangat mengenal bahasa Yunani. Mereka adalah orang-orang
Yunani. Bahkan walaupun mereka adalah orang Yunani modern, mereka menggunakan
Perjanjian Baru yang didasarkan pada Received Text karena itu adalah
firman Allah, dan mereka tahu itu.
17.
Gereja Yunani yang
masih ada sampai sekarang ini menggunakan Received Text.
Ketika
Dr. D.A Waite dan istri pergi ke Gereja Nativity, yang dibangun di atas
tempat di mana kelahiran Kristus (diperkirakan). Ia bertanya kepada salah satu
anggota jemaat di situ, apakah mereka mengenal apa yang disebut type –
Westcott & Hort Text. Jemaat itu berkata, “oh, ya, kami mengenalnya,
tetapi kami menggunakan Received Text, kami tidak percaya pada semua yang
ada dalam Westcott & Hort Text.
d.
Bukti-bukti historis untuk Received Text pada periode permulaan
modern (1453-1831 A.D.).
18.
Gereja-gereja Reformasi menggunakan Received Text.
19.
Kitab P.B. bahasa Yunani Erasmus (1516) menggunakan Received text.
20.
The Complutensian
Polyglot (1522) menggunakan Received
Text.
21.
Martin Luther’s Bible
(1522) menggunakan Received Text.
22.
William Tyndale’s
Bible (1525) menggunakan Received
Text.
Tyndale
adalah penerjemah Alkitab yang ter-kenal mati menjadi martyr karena Alkitab
terjemahannya.
23.
The French Version of
Olivetan (1535) menggunakan Received
Text.
24.
The Coverdale Bible (1535)
menggunakan Received Text.
25.
The Matthews Bible
(1537) menggunakan Received Text.
26.
The Taverners Bible
(1539) menggunakan Received Text.
27.
The Great Bible (1539-41)
menggunakan Received Text.
28.
The Stephanus Greek New
Testament (1546-51)
menggunakan Received Text.
29.
The Genevs Bible (1557-60)
menggunakan Received Text.
30.
The Bishops’ Bible
(1568) menggunakan Received Text.
31.
The Spanish Version
(1569) menggunakan Received Text.
32.
The Beza Greek New
Testament (1598) menggunakan Received
Text.
King
James Bible menggunakan teks
Yunani Beza edisi kelima, 1598 untuk dasar penerjemahan.
33.
The Czech Version (1602)
menggunakan Received Text.
34.
The Italian Version of
Diodati (1607) menggunakan Received Text.
35.
The King James Version
(1611) menggunakan Received Text.
36.
The Elzevir Brother’s
Greek New Testament (1624)
menggunakan Received Text.
37.
The Received Text in
the New Testament adalah Received
Text.
Data di atas
menjadi bukti-bukti historis yang menunjukkan bahwa sejak masa gereja Rasuli
sampai saat ini Textus Receptus atau Received Text adalah teks
kitab P.B. yang paling berotoritas.
Bukti lain
adalah bukti dari manuskrip-manuskrip itu sendiri. Di atas saya telah
menjelaskan bahwa periode transmisi P.B. meliputi tiga tahap atau periode, yaitu
periode papyrus, Uncial, dan Minuscula.
Dari
88 papyrus Dr. Jack Moorman dalam “Forever Settled” membandingkan Critical
Text dan Textus Receptus dan
hasilnya adalah; kira-kira 30 (15%) yang mendukung codex Aleph &
B atau Westcott & Hort Text dan kira-kira ada 75 (85%)
dari 88 papyrus fragment manuscript tersebut yang mendukung atau sama
dengan Receved Text/Textus Receptus. Dan dari 267 Uncial itu hanya
ada 9 (3%) yang mendukung Westcott & Hort text, tetapi ada 258 (97%)
dari 267 Uncial yang mendukung Textus Receptus. Dan Dari 2.764 itu
hanya 23 (1%) yang mendukung teks Westcott & Hort, tetapi 2.741 (99%) yang
mendukung Textus Receptus. Jadi
jika ditotal rata-rata dari 5000 lebih Manuskrip
P.B. 90 % mendukung Byzantine
type/ Majority Text
atau Textus Receptus, dan hanya 10 % saja yang mendukung Alexandrian
type/ Minority Text atau Critical Text.
Selain
manuskrip-manuskrip di atas ada juga kumpulan lectionary, yaitu penggalan
ayat-ayat Alkitab yang biasa dibacakan pada liturgi ibadah gereja zaman dulu. Ada
2.143 Lectionary yang kita miliki saat ini dan semuanya (100%) mendukung Textus
Receptus.
Terjemahan-terjemahan
kuno Alkitab seperti Peshitta Syriac Version, dari abad ke-2 (+
150 A.D) – lebih tua dari codex Aleph & B/abad IV - . Curetonian
Syriac Version, dari abad ke-3 didasarkan pada Received Text. Old
Latin Version atau Vetus Itala dari abad ke-2 A.D berasal dari Received
Text. Dan versi-versi kuno lain yang kita miliki sebagian besar berdasarkan
pada Received Text. Ini adalah bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Textus
Receptus adalah firman Allah yang terpelihara.
Edward
Miller mengedit karya Burgon – karena Burgon mati sebelum menyelesaikan
penelitian tentang teks P.B. pada tahun 1896 – Miller menerbitkan dua buku
Burgon, salah satunya berjudul “The Traditional Text of the Holy Gospels”.
Dari daftar yang dibuatnya ada 86 penulis yang mati sebelum tahun 400 A.D. Dan
menunjukkan sejumlah kutipan dari Traditional Text/ Received Text. Secara
total ada 4.383 kutipan dari 86 Bapa gereja yang mati sebelum 400 A.D. dan 2.630
(60%) kutipan berasal dari Traditional Text atau Received
Text dan hanya 1.753 (42%) kutipan dari teks Westcott dan Hort.
Tahun
1516 adalah tahun yang penting dalam sejarah iman Kristen, karena di tahun ini
Desiderius Erasmus mengumpulkan manuskrip dari Byzantine
type/ Majority Text menjadi satu Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani (Textus Receptus)
yang dipakai secara umum oleh gereja-gereja di seluruh dunia. Dan bahkan melalui
membaca Alkitab Textus Receptus ini Marthin Luther akhirnya bertobat,
diselamatkan dan mengadakan reformasi Protestan pada 31 Oktober 1517.
Orang-orang yang kemudian ikut menerbitkan Alkitab ini antara lain Theodora
Beza, Stephanus, dan Bonaventure dan Abraham Elzevir. Pada tahun 1611 Alkitab
bahasa Yunani ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris yaitu King James
Version atau disebut juga Authorized Version (Terjemahan Berotoritas)/
AV 1611.
Dari
sejarah Textus Receptus dapatlah kita simpulkan bahwa Textus Receptus adalah
firman Allah yang dipelihara Allah. Karena Textus Receptus diedit oleh
orang-orang Kristen sejati. Ada banyak bukti yang telah kita lihat bahwa Textus
Receptus adalah teks yang terbaik dan paling berotoritas. Sedikitnya ada
lima bukti yang mendukung otoritas Textus Receptus. (1) Textus
Receptus telah diterima dengan baik oleh gereja sejak pemulaan; (2)
paling sedikit ada 37 bukti sejarah dari tahun 33 – 1831 A.D. yang membuktikan
bahwa Textus Receptus telah diterima dan dipakai oleh gereja; (3) manuscript-manuscript
yang ada baik berupa papyrus, Uncial, Cursive/ Minuscula dan Lectionary
mendukung Textus Receptus lebih besar dari pada Critical Text;
(4) Versi-versi kuno seperti Peshitta Syriac, Curetonian Syriac, Itala
dan lain-lain berasal dari Received Text; (5) Kutipan dari Bapa-bapa
gereja yang mati sebelum tahun 400 A.D. banyak yang didasarkan pada Received
Text.
Alexandrian type/ Minority
Text yang paling popular dan penting adalah Codex Sinaiticus (!)
dan Codex Vaticanus (B). Berdasarkan kedua codex ini diedit
menjadi Alkitab Bahasa Yunani oleh Brooke Foss Westcott (1825-1901) dan Fenton
Joh Anthony Hort pada tahun 1881. Mereka berdua adalah sarjana Anglican dari
Cambrige University. Westcott adalah seorang bishop dari gereja Anglikan,
sedangkan Hort adalah seorang professor di Cambridge University. Mereka dikenal
sebagai pemimpin arsitek teori kritik teks (Textual Criticism) yang
menghasikan satu revisi Alkitab bahasa Yunani yang menyerang Textus Receptus
(TR) atau Received Text.
Gereja
ortodoks menolak MSS di atas karena kemungkinan
besar teks ini dihasilkan oleh golongan bidat Adoptionist (salah satu
bentuk dari Gnosticism) sebelum abad ke-2 A.D. dan perlu diperhatikan
bahwa Westcott dan Hort sendiri bukanlah orang yang percaya Alkitab adalah
firman Allah yang diinspirasikan atau diilhamkan dan tanpa salah. Mereka dikenal
sebagai pemuja Maria. Dan Dr. D.A. Waite, dalam bukunya “Heresies of
Westcott and Hort” mengatakan, “Mereka mengingkari dokrin fundamental
dari iman kekristenan.”[xi]
Para
pendukung Westcott & Hort selalu berasumsi bahwa codex Sinaiticus dan
Vaticanus yang keduanya
berasal dari abad ke-4 yang dijadikan dasar Critical Text adalah manuscript
yang paling tua. Namun pada kenyataannya tidak demikian, karena Textus
Receptus didasarkan pada manuscript-manuscript yang telah diterima
oleh gereja mula-mula dari abad pertama. Burgon mengatakan bahwa “codex
Sinaiticus dan Vaticanus adalah
teks yang paling rusak dan memalukan.”[xii]
Alkitab
Perjanjian Baru Bahasa Yunani dari Alexandrian type/ Minority Text yang
kemudian diedit oleh Westcott dan Hort menjadi Critical Text kini
diterbitkan kembali oleh United Bible Society, yaitu United
Bible Societies’ Greek New Testament (UBSGNT), yang juga diterbitkan
ulang dalam dwibahasa Yunani-Indonesia oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Edisi
lainnya adalah edisi Nestle dan Aland, yaitu Nestle Aland Greek New
Testament (NAGNT). Dan semua Alkitab bahasa Inggris terbitan United
Bible Society atau pasca King James Version/AV1661,
misalnya English Revised Version (ERV) 1881, American Standard Version
(ASV) 1900-1901, Revised Standard Version (RSV) 1952, New English
Bible (NEB) 1970, New American Standard Bible (NASB) 1971, New
International Version (NIV) 1978, New Revised Standard Version (NRSV)
1990 diterjemahkan dari Westcott dan Hort Text ini. Begitu juga Alkitab
Bahasa Indonesia terbitan LAI lebih mendekati teks Westcott dan Hort dari pada Textus
Receptus.
Westcott dan Hort itu adalah bapa dari
liberalisme. Mereka tidak percaya bahwa Alkitab sepenuhnya diinspirasikan oleh
Allah. Westcott dan Hort adalah bagian dari team yang menerjemahkan
Alkitab P.B. dari English Revised Version (RV). Mereka
mempertanyakan doktrin inspirasi Alkitab melalui menerjemahkan 2 Timotius 3:16
sebagai berikut, “Every Scripture inspired of God is also profitable…”
(Segala tulisan yang diinspirasikan – ada yang tidak diinspirasikan?
– bermanfaat…”). Dengan meletakan kata Bantu “is” setelah kata “inspired
of God”, klausa ini memberi arti bahwa tidak seluruh Alkitab
diinspirasikan oleh Allah. Hanya bagian-bagian tertentu yang diinspirasikan,
yaitu yang “bermanfaat…” Namun King James Version meletakan kata
kerja bantu “is” setelah kata “all Scripture”,”All
Scripture is given by inspi-ration of God and is profitable…” (Segala
tulisan (Alkitab) diberikan Allah melalui inspirasi dan bermanfaat…). KJV
memberikan pandangan absolut inerrancy (ketanpasalahan Alkitab secara
mutlak), tetapi RV yang dihasilkan oleh Westcott & Hort memberikan pandangan
limited inerrancy (ketiadasalahan Alkitab yang terbatas).
Pandangan
Westcott dan Hort tetang inspi-rasi dan otoritas Alkitab yang sangat lunak
adalah bukti penolakan mereka terhadap Biblical Creation-isme (Penciptaan
menurut Alkitab). Hort dengan jelas percaya dan mendukung teori evolusi Darwin.
Ia berkata;
“Tetapi
buku yang sangat mengesankan adalah karya Darwin. Apapun yang diajarnya, ini
adalah satu-satunya buku yang patut dibanggakan di masa kini… Perasaan saya
kuat bahwa teori ini tidak dapat disangkal.”[xiii]
Westcott
menganggap penciptaan yang tercatat dalam Alkitab hanyalah sebuah dongeng. Ia
menulis surat kepada Archibishop dari Canterbury, 4 Maret 1890;
“Saya
kira tidak seorangpun yang saat ini membaca tiga fasal pertama dari kitab
kejadian merupakan sejarah yang literal. Saya tidak pernah mengerti bagaimana
seorang membacanya dengan mebuka mata dapat berfikir bahwa itu benar-benar
terjadi.”[xiv]
Westcott dan
Hort tidak hanya mengingkari Firman Allah, tetapi juga mengingkari karya
kese-lamatan oleh Kristus. Mereka
tidak percaya bahwa Kristus adalah Sole Mediator (perantara tunggal) dan
satu-satunya pribadi yang harus dimuliakan dan disembah. Hort adalah seorang
pemuja Maria. Ia mengaku, “Saya telah yakin selama bertahun-tahun bahwa
penyembahan kepada Maria dan penyem-bahan kepada Yesus sangat banyak kesamaan
dalam kasus dan hasilnya.”[xv]
Westcott pernah menulis kepada Archibishop Benson, pada tanggal 17
November 1865, “Saya berharap dapat melihat kebenaran penyembahan kepada Maria
yang telah dilupakan itu diberikan kesaksian.”[xvi]
Kutipan Dr.
Timothy Tow berikut ini pen-ting untuk kita perhatikan:
“Dr. D.A. Waite mengatakan bahwa Westcott dan Hort mengingkari doktrin-doktrin fundamental kekristenan, sedikitnya ada sembilan doktrin yang diingkari oleh mereka;
1.
Doktrin inspirasi Kitab Suci
2.
Catatan Kitab Kejadian tentang penciptaan dan kejatuhan manusia
3.
Keilahian Tuhan kita Yesus Kristus, pre-eksistensi dan keilahianNya,
sifat ke-MesiasanNya dan ketanpa-dosaan Kristus
4.
Penggantian penebusan oleh Kristus dan penebusan melalui darahNya.
5.
Kebangkitan tubuh jasmani Kristus
6.
Kedatangan Kristus yang kedua kali
7.
Doktrin tentang kehidupan yang kekal
8.
Realitas Sorga dan Neraka
9.
Pribadi setan
Di samping penolakan Westcott dan Hort terhadap doktrin fundamental di atas, mereka juga memiliki kepercayaan-kepercayaan seba-gai berikut;
1.
Manusia memiliki sifat ilahi dan kesempurnaan
2.
Teori Evolusi dari Darwin
3.
Sifat Kebapaan Allah secara universal (maksudnya Allah adalah bapa dari
semua orang, baik yang sudah selamat maupun belum selamat)
4.
Baptisan air bisa menyelamatkan.”[xvii]
Berikut ini
adalah bukti-bukti yang dapat kita pertimbangkan dan untuk lebih jelasnya anda
dapat membaca buku Dr. D.A. Waite, Defending the King James Bible,
terbitan Bible For Today.
L
Westcott and Hort Text Mengubah Textus Receptus Lebih dari 5.600
Tempat
Dalam Scrivener’s
Greek New Testament, Westcott dan Hort mengubah sebanyak 5.604 kali dalam
teks Yunani P.B. barunya. Dari 5.604 perubahan ini, Dr. D.A Waite menemukan
1.957 yang dihilangkan/dihapus (35%), 467 ditambah (8%), dan 3.183 yang diubah
(57%).
L
Westcott and Hort Text Menghapus
Pericope De Adultera – Yoh. 7:53-8:11
Kisah
perempuan yang berzinah dalam Yoh. 7:53-8:11 disebut Pericope De Adultera.
Para sarjana modernistik membuang bagian ini dari Alkitab dan tidak mengakuinya
sebagai firman Tuhan. Kelihatannya ini juga merupakan pengaruh dari Westcott dan
Hort. Menurut Westcott bagian ini bukan merupakan bagian dari naratif Yohanes.
Dan bukan hanya itu saja, Westcott dan Hort bahkan mengatakan kisah itu tidak
ada dalam teks keempat Injil.
Argumentasi
penolakan Pericope De Adultera sebagai bagian dari Injil Yohanes ialah;
(1). Bagian itu tidak ada dalam manuscript-manuscript yang
lebih tua dan lebih baik; (2) Tidak ada dalam terjemahan-terjemahan mula-mula;
(3) Bapa-bapa gereja Yunani seperti Origen, Cyriil, Chryssostom dan Theophylact
bahkan juga Tertullian dan Cyprian dalam eksposisi/tafsiran untuk Injil Yohanes
tidak mengomentari bagian ini; (4) Ada perbedaan bentuk style yang
dipakai dalam bagian ini dengan style Yohanes; (5) Perikop ini mendorong
orang untuk melakukan perbuatan amoral.”[xviii]
Argumentasi
di atas sama sekali tidak kuat untuk mendukung kepercayaan mereka bahwa Yohanes
7:53-8:11 bukan merupakan bagian tulisan Yohanes. Mengapa? Karena (1) Apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan manuscript yang ‘paling tua’ dan
‘paling dapat dipercaya’? Mereka berangapan itu adalah Codex Vaticanus
dan Codex Sinaiticus, yang merupakan naskah dari abad ke-4. Dalam manuscript
tersebut Pericope De Adultera tidak di-temukan. Namun apakah kedua codex
tersebut sung-guh dapat dipercaya? Walapun mereka mungkin da-pat mengatakan
bahwa codex-codex tersebut sangat tua (namun bukan yang tertua), itu
adalah manuscript-manuscript yang tidak dapat dipercaya dan merupakan
manuskrip yang telah dirusak oleh bidat-bidat Kristen abad mula-mula dan
digunakan untuk menyerang firman Tuhan. Ada bukti bahwa Pericope De Adultera ditemukan
dalam banyak manuscript yang lebih tua dari codex Aleph &
Vaticanus, baik dalam Uncial maupun Minusculles Manuscript;
(2) Asumsi bahwa perikop ini tidak ditemukan dalam versi-versi kuno adalah
sebuah manipulasi. Sebab di dalam versi-versi atau terje-mahan-terjemahan kuno,
perikop ini eksis. Misalnya dalam Old Latin, Vulgate, Syriac, Arabic, Coptic,
Armenian, Ethiopic, dan Persian Version; (3) Tulisan bapa-bapa gereja
seperti Didascalia, Ambrosiaster, Apostolic Constitutions, Ambrose dan
Jerome mengomentari Pericop De Adultera ini. Jerome (A.D. 340-420),
penerjemah dari Alkitab bahasa Latin yang disebut Vulgate berkata tentang Pericope
De Adultera ini, “… Dalam Injil Yohanes, yang ada dalam banyak manuscript,
baik Yunani maupun Latin ditemukan kisah wanita yang ber-zinah yang diseret
kepada Yesus.”[xix](4)
Dr. Vernon McGee, dalam commentary-nya yang berjudul “Thru
the Bible” menjelaskan panjang lebar bahwa perikop ini selain tidak ada
dalam teks tertua – yang dimaksud Westcott & Hort text – perikop
ini juga mendorong orang untuk berbuat zinah. Ia menye-tujui pendapat Agustinus
yang menulis, perikop ini harus dihapuskan dari Alkitab karena akan mendorong
orang untuk berzinah. Ia menganggap perikop ini mendorong orang untuk berbuat
zinah karena ia kurang memahami maksud firman Tuhan tersebut. Perlu dipahami
bahwa maksud Tuhan Yesus dalam kisah ini bukan mentolerir perzinahan. Konteks
pembicaraan dalam perikop ini adalah orang-orang Yahudi yang suka menghakimi
sau-dara-saudaranya yang berdosa, sementara mereka sendiri tidak lebih baik dari
perempuan yang mereka hakimi tersebut. Buktinya mereka tidak dapat ber-kata
apa-apa setelah Yesus membuka kedok kejahatan mereka. Dan mengapa Tuhan Yesus
tidak meng-hukum perempuan berzinah tersebut? Apakah Yesus juga sama dengan
orang Farisi, tidak menghukum karena juga berdosa? Tentu tidak demikian.
Keda-tangan Yesus yang pertama bukan untuk meng-hukum orang berdosa, tetapi
untuk menyelamatkan orang berdosa. Yoh. 8:11 memberikan penerangan kepada kita “Lalu
kata Yesus; Akupun tidak meng-hukum engkau. Pergilah, dan janganlah berbuat
dosa lagi mulai dari sekarang.” Di sini Yesus memberi kesempatan
kepada perempuan tersebut untuk bertobat dan diselamatkan, seperti halnya Tuhan
Yesus memberi kesempatan kepada semua orang berdosa untuk bertobat dan
diselamatkan. Tuhan Yesus akan menghakimi manusia pada keda-tanganNya yang kedua
kali, bukan yang pertama kali.
Perlu dicatat
bahwa jika Yoh. 7:53-8:11 ini dihapuskan dari Injil Yohanes, maka akan
mening-galkan kekosongan (vacum) diantara dua kalimat berikut “… tidak
ada nabi yang datang dari Galilea” (Yoh. 7:52) dan “ Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak,… “ (Yoh. 8:12).
Dalam Yohanes 7:40-50 adalah sebuah dialog/perdebatan antara Tuhan Yesus
dengan orang Farisi, dan 7:52 merupakan pernyataan orang-orang Farisi/Yahudi
terhadap pembelaa Nikodemus terhadap Yesus. Sementara itu 8:12 ada kata “Yesus
berkata pula”, maka 7:52 dengan 8:12 tidak saling berkaitan. Maksud frase “Yesus
berkata pula” adalah ajaran Yesus yang lain setelah ia memberi pelajaran
ten-tang menghakimi sesama yang berdosa yang ditunjukkan dalam apa yang disebut Pericop
De Adultera tersebut.
L
Westcott and Hort Text Meragukan
Dua Belas Ayat Terakhir Injil Markus – Markus 16:9-10
Westcott
dan Hort dan para sarjana liberal yang mendukung Westcott & Hort Text
meragukan atau mengingkari keaslian teks Mark. 16:9-20 berdasarkan asumsi-asumsi
dibawah ini; (1) Perikop ini tidak ada dalam naskah-naskah tertua – yang
mereka maksud adalah codex Aleph/Sinaiticus; dan codex B/ Vaticanus;
(2) Ada pebedaan vocabulary. Menurut Walter W. Wessel dalam tafsiran
Injil Markusnya yang diedit oleh Frank E. Gaebelein dalam The Expositor’s
Bible Commentary; dalam Nestle/Aland Greek Text ada 101 perbedaan
kata dalam ayat 9-20 (167 total jumlahnya). Setelah kata-kata yang tidak penting
seperti definite article, connectives dan lain-lain diabaikan, ada
75 perbedaan kata penting, yaitu 15 kata tidak nampak dalam Markus dan 11 yang
lain digunakan berbeda dengan kata-kata yang bisa digunakan oleh Markus. Oleh
sebab itu mereka menyimpulkan bahwa sulit untuk percaya jika Markus 16:9-20
adalah tulisan Markus; (3) ada perbedaan model style antara ayat 9-20
dibandingkan dengan seluruh Injil Markus.
Apakah
dengan bukti-bukti di atas dengan sendirinya kita langsung percaya pada Westcott
dan Hort bahwa Markus 16:9-20 tidak ada dalam teks aslinya atau bukan firman
Tuhan? Saya percaya bahwa 12 ayat terakhir Injil Markus adalah orisinil dan
setuju dengan agumentasi Dean J. W. Borgon, bahwa codex Sinaiticus &
Vaticanus yang dikatakan banyak orang sebagai teks yang “paling terpercaya”,
yang tidak mengakui orisinil Markus 16:9-20 pada kenyataannya adalah teks yang
“paling korup/ buruk”
Bukti yang mendukung keotentikan Markus 16:9-20, E.F. Hilss menulis;
“Markus
16:9-20 ditemukan dalam semua manuscript Yunani kecuali dalam codex
Aleph & B… dan bahkan yang lebih penting, bagian ini diakui sebagai
firman Allah oleh bapa-bapa gereja mula-mula yang hidup seratus dan lima puluh
tahun sebelum codex Aleph & B ditulis, yaitu Justinus Martyr (150
A.D.), Tatian (175 A.D.), Irenaeus (180 A.D.), Hyppolytos (200 A.D.).[xx]
Mengenai
bentuk style Markus 16:9-20 yang diperdebatkan telah terjawab melalui penelitian
Dr. Burgon yang membandingkan Markus 1:9-20 dan Markus 16:9-20. Menurut Dr.
Burgon kedua perikop tersebut memiliki persamaan style, sehingga ini berarti
ditulis oleh penulis yang sama, yaitu Markus.[xxi]
L
Westcott and Hort Text Menyangkal
Johannine Comma - I Yohanes
5:7b-8a
Apakah
ada bukti yang jelas dari Alkitab tentang doktrin Trinitas? Ada. Yaitu dalam I
Yohanes 5:7b-8a;
“En
too ouranoo, ho pater, ho logos, kai to agion pneuma kai outos hoi treis eisi.
Kai treis eisi hoi marturountes en te ge.”
(Di
dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan
ada tiga yang memberi kesaksian di bumi;)
Penggalan
dua ayat di atas disebut Johannine Comma (Yunani Koptein yang
berarti “dipotong dari”). Bagian ini adalah satu-satunya dalam Alkitab yang
menunjukkan ke-Tritunggal-an Allah yang jelas. Namun sayang justru bukti otentik
ini berusaha dihancurkan oleh orang Kristen sendiri. Sebagai contoh adalah ayat
di atas dihapus dalam Criticl Text dan para sarjana liberal menolak untuk
mengakuinya sebagai bagian dari firman Tuhan yang ditulis oleh Rasul Yohanes
dalam inspirasi Roh Kudus. Dalam Alkitab bahasa Indonesia TB-LAI teks tersebut
ada dalam kurung. Sementara itu banyak Sekolah Theologi di Indonesia mengajarkan
bahwa ayat-ayat yang dikurung dalam Alkitab bahasa Indonesia
tidak ada dalam teks aslinya.
The
New International Version Study Bible,
mengkomentari bahwa I Yoh. 5:7 tidak ditemukan dalam manuscript-manuscript
Yunani ataupun dalam terjemahan-terjemahan P.B. sebelum abad ke-16. Dr. A.T.
Robertson dalam commentary-nya, “Word Pictures in New Testament”
juga meragukan eksistensi ayat ini dan menjelaskan bahwa ayat tersebut hanya ada
dalam terjemahan bahasa Latin Vulgate, yang kemudian diambil oleh Erasmus untuk
melengkapi Textus Receptus. Dan menurut Robertson teks tersebut tidak
ditemukan dalam manuscript-manuscript Yunani. Dalam edisi pertama teks
Erasmus ayat tersebut tidak ada hingga akhirnya ditambahkan dari Vulgate.
Sama
sekali tidak benar jika I Yoh. 5:7b-8a tidak ditemukan dalam
semua manuscript Yunani dan terjemahan P.B. sebelum abad ke-16. Teks
tersebut ditemukan dalam delapan manuscript Yunani yang sangat penting
dan empat diantaranya tertanggal sebelum abad ke-16, yaitu, Greek Minus-cules.
61 (XVI), 88(XII), 221(X), 918 (XVI). Selain itu banyak terjemahan-terjemahan
Latin yang sangat mendukung eksistensi I Yoh. 5:7b-8a ini. Kurang lebih ada
8.000 manuscript Latin dan sebagian besar berisi I Yoh 5:7b-8a. Yang
terpenting adalah versi Old Latin yang dipergunakan oleh bapa-bapa gereja
seperti Tertulinus (A.D. 155-220) dan Cyprian (A.D. 200-258), yang lebih tua
dari codex Aleph & B yang dipakai dasar Critical Text (abad
IV) berisi I Yoh. 5:7b-8a. Karena terjemahan-terjemahan Latin berdasarkan pada
teks Yunani, maka kesimpulannya ialah dalam manuscript-manuscript Yunani
kuno teks itu pasti ada. Alasan lain yang dapat dipakai dasar ialah bahwa
terjemahan Alkitab Latin Vulgate oleh Jerome (340-420 A.D.), yang berisikan Johannine
Comma diterjemahkan dari teks Yunani yang baik. Dalam “Prologe to the
Canonical Epistles”, Jerome menulis,
“Para
penerjemah yang tidak bertanggung jawab menghapus kesaksian ini (I Yoh. 5:7b-8a)
dalam codex-codex Yunani.”[xxii]
Dan
lagi frase “Bapa, Firman dan Roh Kudus,” merefleksikan
kepenulisan Yohanes. Pernyataan Yesus adalah “Firman” atau “Logos”
merupakan ciri khas penekanan Rasul Yohanes (band. Yoh. 1:1,14). Yang pasti
keberadaan Johannine Comma tidak menyerang doktrin funda-mental
kekristenan, seperti yang dilakukan oleh Westcott & Hort Texs/Critical
text, tetapi justru memberikan dasar doktrin Trinitas yang absolut.
Banyak orang
tidak menaruh perhatian kepada Textus Receptus dan apa kelebihannya dari Critical
Text. Bahkan banyak STT kurang memahami akan masalah tersebut. Sehingga
banyak STT tanpa sadar mengakui dan menggunakan Critical Text sebagai
firman Allah dalam bahasa asli yang terpelihara.
Dari
salinan-salinan naskah kuno baik yang berupa papyrus pregment, naskah
Yunani Uncial P.B., naskah Yunani Manuscula P.B., Lectionary maupun
terjemahan-terjemahan kuno sangat mendukung bahwa Textus Receptus lebih
didukung oleh teks-teks yang sangat kuno dibandingkan dengan Critical Text
yang diedit dari naskah ‘Aleph & B’ yang berasal dari sekitar
abad ke-4.
Ada begitu banyak credo-credo yang telah dibuat di sepanjang sejarah kekristenan yang di dalamnya mengakui akan pemeliharan Allah terhadap Alkitab, yang diantaranya ialah, (1) The London Baptist Confession (1677-1689), (2) Philadelphia Baptist Confession (+ 1743), (3) Presbyterian Westminster Confession of Faith (1646); dan (4) Savoy Confession (1652). Selain itu ada banyak ayat Alkitab yang merupakan janji Allah untuk memelihara firmanNya. Begitu juga ada bukti-bukti alkitabiah yang Tuhan telah berikan bahwa Ia akan senantiasa memelihara firmanNya. Dari semua bukti itu kita dapat memastikan bahwa pasti ada teks Alkitab yang diturunkan dari teks aslinya yang benar-benar dipelihara oleh Allah sehingga terhindar dari segala kesalahan, dan itu jelas adalah Textus Receptus.
[i] Penggunaan kata Evangelikal atau Injili ini tidak dimaksud-kan untuk mengacu kepada gerakan New Evangelical, tetapi mengacu kepada gerakan Conservatisme sebagai gerakan oposisi Liberalisme abad 18-19.
[ii] Jeffrey Khoo, Keep Pure in All Ages. Singapore: Far Eastern Bible College Press, 2001, hal. 21.
[iii] Ibid.
[iv] Charles C. Ryrie, A Survey of Bible Doctrine. (Chicago: The Moody Bible Institute Press, 1972), hal. 46.
[v] Dr. D.A. Waite, Defending the King James Bible. Hal. 24-26.
[vi] Ibid hal. 54.
[vii] Ibid hal. 55.
[viii] Ibid, hal. 55.
[ix] Ibid, hal. 6.
[x] Ibid., hal. 47
[xi]
Seet, Charles. “The Inside Story of Westcott and Hort”, dalam “The
Burning Bush: Journal Far Eastern Bible College Singapore, (4/1,
January) 1998, hal. 34.
[xii] John William Burgon, The Revision Revised: A Refutation of Wetcoot & Hort’s False Greek Text and Theory. (Collings-wood: Dean Burgon Society Prees) hal. 16.
[xiii] David otis Fuller, ed. Which Bible? Edisi ke-5 (Grand Ra-pids: Grand Rapids International Publications, 1975) hal. 278.
[xiv] Ibid, hal. 280
[xv] Ibid, hal. 279
[xvi] Westcott, Life of Westcott, II:50
[xvii] Timothy Tow & Jeffrey Khoo, A Theolgy for Every Chris-tian. Book I: Knowing God and His Word. (Singapore: Far Eastern Bible College Press, 1998), hal. 72.
[xviii] Lihat, Frankl E. Gaebelein ed. The Expositor’s Bible Commentary, vol. 9
[xix] Timothy Tow & Jeffrey Khoo, Op. Cit. hal. 58
[xx] The King James Version Defended, hal. 161-162
[xxi] D.A. Waite op.Cit.
[xxii] Dr. Timothy Tow & Dr. Jeffrey Khoo, op. Cit. hal. 61